Energi
Energi
matahari adalah energi yang terramah lingkungan. Dibanding dengan
mesin pengering, mengeringkan cucian di terik matahari itu ramah
lingkungan, hanya perlu didesain saja jemuran yang praktis dan tidak
membuat kesan kumuh. Demikian juga memanaskan air untuk mandi dengan
menjemur air. Kalau dalam jumlah besar dan untuk disimpan memang perlu
solar-collector lengkap dengan tankinya. Teknologinya sebenarnya
sederhana dan murah, namun bisa cukup menghemat listrik atau gas,
terutama untuk dunia perhotelan.
Dengan
sistem ventilasi yang benar, desain gedung-gedung kita bisa menghemat
penerangan maupun pendingin udara. Apalagi jika gaya pakaian kita
menyesuaikan. Di Indonesia ini gaya busana yang latah meniru penjajah:
untuk acara resmi kita pakai jas dan dasi, lantas agar tidak kegerahan,
kita setel AC yang “sedingin kutub”, seakan kita memelihara pinguin di
sana. Kita perlu berkaca dengan rekan-rekan kita sesama daerah tropis
seperti Thailand atau Filipina, yang mengatur seragam dinas pegawai
berupa T-shirt berkerah!
Di Jerman dan Jepang yang kesadaran lingkungan sudah tinggi banyak dikembangkan eco-house
yang memadukan berbagai fungsi rumah secara maksimal. Dinding luar
berselimut tanaman rambat. Atap berlapis solar panel. Aliran air dan
udara dipikir masak-masak, misalnya air pemanas ruangan dapat dipakai
mandi dan limbahnya dipakai menggelontor tinja. Septic-tank menghasilkan
gas methan yang dapat dipakai menambah energi untuk dapur. Rumah sakit di Berlin Jerman yang berselimut tanaman.
Indikator solar cell pada sebuah kantor di Kobe, Jepang. Solar cell mengirim 0,59 KW/m2
Dulu,
energi nuklir pernah dipandang sebagai energi ramah lingkungan, karena
tidak menghasilkan emisi. Namun pendapat ini kini telah berubah. PLTN
mensisakan masalah transportasi bahan nuklir dan tempat pembuangan
limbah akhir yang sangat berresiko tinggi bagi lingkungan.
Yang
kini digalakkan adalah teknologi biofuel dengan primadona micro-algae
yang berpotensi menghasilkan 58.000 liter minyak/hektar (10x sawit).
Sayang teknologinya masih disimpan negara maju, padahal Indonesia yang
tropis dan banyak laut sangat berpotensi mengembangkannya.